Menu

Dark Mode
Indonesia Pertegas Peran Strategis sebagai Bridge Builder di KTT BRICS Pertama sebagai Anggota Penuh Hadiri KTT BRICS 2025, Presiden Prabowo Jadikan Indonesia Negara Kunci Global Debut di KTT BRICS, Presiden Prabowo Sampaikan Posisi Indonesia Sebagai ‘Bridge Builder’ Presiden Prabowo Siap Angkat Isu Politik dan Keamanan Global di KTT BRICS Brazil Mengapresiasi Pemerintah Cepat dan Responsif Atasi Masalah Pulau Enggano Pemerintah Tunjukkan Aksi Nyata Tangani Pulau Enggano

Berita

Apotek Desa Menjadi Solusi Nyata Hadapi Krisis Akses Obat di Daerah

badge-check


					Apotek Desa Menjadi Solusi Nyata Hadapi Krisis Akses Obat di Daerah Perbesar

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya menghadirkan apotek di setiap desa di Indonesia sebagai bagian dari strategi memperluas akses obat murah dan terjangkau. Pemerintah menghendaki tiap desa memiliki apotek dengan obat yang terjangkau Masyarakat desa.

“Jadi tiap desa akan punya apotek dengan obat yang terjangkau oleh rakyat desa,” ujar Presiden Prabowo.

Ia menambahkan bahwa obat yang tersedia merupakan obat generik yang memiliki kualitas sama, meski tanpa kemasan mewah.

“Obatnya bisa sepertiga bahkan hanya 10 persen dari harga di kota-kota,” tegasnya.

Program ini akan terintegrasi dalam rencana pendirian 80 ribu koperasi desa yang masuk dalam jaringan nasional.

“Setiap desa akan kita bantu dengan kredit, punya gudang, kamar pendingin, bahkan dua truk untuk distribusi,” tambahnya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyebut keterbatasan akses layanan kesehatan yang dialami masyarakat selama pandemi menjadi pelajaran berharga.

“Yang akan segera dijalankan adalah klinik dan apotek desa. Sepuluh ribu puskesmas belum cukup,” kata Menkes Budi.

Menurutnya, hanya dengan memperluas layanan hingga 85 ribu desa kebutuhan dasar kesehatan bisa terpenuhi.

Ia menjelaskan akan mengkonsolidasikan 66 ribu Pustu dan Poskesdes untuk membentuk sistem yang lebih merata.

“Regulasi akan kita dorong masuk dalam Undang-Undang,” ujarnya.

Program ini juga akan mendukung pemerataan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang kini masih menjangkau 1,5 juta orang.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga medis di desa, pemerintah akan menempatkan perawat dan bidan di tiap fasilitas.

“Mungkin akan ramai karena saya ingin nurse-nya kita naikkan statusnya, kayak dulu ada mantri. Tapi kalau tidak begitu, layanan tak akan menjangkau desa-desa,” jelas Menkes.

Ia menambahkan, solusi ini bisa dijalankan dengan pelatihan tambahan serta pendampingan dari dokter agar tetap sesuai standar.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Shadiq Akasya, menyatakan kesiapannya untuk memasok obat-obatan ke jaringan apotek desa.

“Kami siap, tapi masih menunggu arahan dari Kemenkes dan Kemenkop,” katanya dalam rapat dengan DPR RI.

Bio Farma juga telah mengajukan daftar produk obat yang siap didistribusikan.

Apotek desa akan menjadi bagian dari unit usaha Koperasi Desa Merah Putih, yang juga mengelola toko sembako, klinik, dan distribusi logistik.

Program ini dijadwalkan resmi diluncurkan pada 12 Juli mendatang, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.****

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Debut di KTT BRICS, Presiden Prabowo Sampaikan Posisi Indonesia Sebagai ‘Bridge Builder’

6 July 2025 - 11:02

Presiden Prabowo Siap Angkat Isu Politik dan Keamanan Global di KTT BRICS Brazil

6 July 2025 - 11:02

Program MBG Tetap Berjalan Selama Libur Sekolah

6 July 2025 - 11:02

Program MBG Jangkau 5.5 Juta dalam 6 Bulan Pertama Tahun 2025 sesuai Ketentuan

6 July 2025 - 11:02

Inpres Penanganan Pulau Enggano Bukti Konkret Respon Cepat Pemerintah

6 July 2025 - 11:02

Trending on Berita