Menu

Dark Mode
Stabilitas Papua Prioritas Bangsa, Separatisme OPM Tidak Bisa Ditoleransi Tidak Ada Ruang Bagi Separatis OPM di Bumi Cenderawasih Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi Hindari Pecah Belah Kepercayaan Publik, Waspada Penyebaran Hoaks Dorong Transparansi Tata Kelola Lahan Negara untuk Cegah Korupsi Pemerintah Tegaskan Tidak Ada Izin Tambang Baru di Raja Ampat

Berita

OPM Kehilangan Dukungan, Masyarakat Papua Tolak Kekerasan dan Pilih Perdamaian

badge-check


					OPM Kehilangan Dukungan, Masyarakat Papua Tolak Kekerasan dan Pilih Perdamaian Perbesar

Jayawijaya – Upaya provokatif yang terus dilancarkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kian kehilangan gaungnya. Masyarakat Papua kini semakin sadar bahwa jalan kekerasan bukanlah solusi. Kesadaran kolektif ini terlihat dari semakin kuatnya penolakan terhadap aksi-aksi separatis OPM yang selama ini justru menebar ketakutan dan penderitaan.

Tokoh Adat dari Kabupaten Jayawijaya, Yulianus Magai mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan brutal yang dilakukan oleh OPM.

“Kami sudah bosan dengan provokasi yang terus-menerus datang dari OPM. Mereka bicara soal perjuangan, tapi yang kami lihat adalah kekerasan, pembakaran, dan ketakutan. Itu bukan perjuangan, itu penjajahan atas rakyat sendiri,” tegasnya.

Di wilayah-wilayah yang sebelumnya berada dalam pengaruh OPM, partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pelayanan publik kini meningkat drastis. Sejumlah kepala suku bahkan telah menyatakan komitmen terbuka untuk mendukung langkah pemerintah dan aparat keamanan dalam menciptakan Papua yang damai dan sejahtera.

Pengamat Politik dari Universitas Cenderawasih, Dr. Frans Makabori, menyebut menurunnya pengaruh OPM sebagai hasil nyata dari transformasi sosial yang sedang terjadi.

“Akses informasi, pendidikan, serta semakin kuatnya kehadiran negara melalui pembangunan, membuat masyarakat lebih sadar dan berpikir rasional. Mereka tidak lagi mudah terprovokasi oleh narasi lama yang terus diulang oleh OPM,” jelasnya.

Langkah pemerintah dalam mengedepankan pendekatan humanis pun membuahkan hasil. Program-program pembangunan yang mengutamakan kearifan lokal dan kolaborasi antara tokoh masyarakat, tokoh agama, serta aparat keamanan terbukti efektif dalam meredam pengaruh destruktif OPM.

Salah satu contoh nyata terlihat di Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, di mana hubungan harmonis terjalin erat antara prajurit TNI dan warga. Setiap hari Minggu di kampung tersebut diisi dengan ibadah bersama yang dipimpin oleh Pratu Jitro dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti. Momen ini menjadi lambang persatuan yang menyatukan prajurit dan masyarakat dalam doa dan kasih.

“Ini adalah bentuk kemanunggalan TNI dengan rakyat,” kata Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto.

Ia menambahkan bahwa keberadaan TNI di Papua bukan semata menjalankan tugas keamanan, melainkan juga membangun relasi sosial yang harmonis.

“Para prajurit kita tidak hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Papua. Kegiatan seperti yang ada di Eronggobak ini menunjukkan bagaimana kasih dan persaudaraan bisa melampaui segala batas dan menyatukan kita semua,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Hindari Pecah Belah Kepercayaan Publik, Waspada Penyebaran Hoaks

20 June 2025 - 10:02

Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Sinergitas Antar Lembaga Kawal Program Strategis Pemerintah Bebas Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Provokasi OPM Terbantahkan, Apkam Tegaskan Jamin Papua Aman

20 June 2025 - 10:02

Trending on Berita