Menu

Dark Mode
Pemberantasan Korupsi Jadi Bagian Integral Reformasi Nasional Membangun Generasi Papua Sehat Melalui Program Makan Bergizi Gratis MBG Membebaskan Anak Papua dari Stunting dan Membangkitkan Ekonomi Presiden Prabowo Tegaskan Tak Ada Tempat Bagi Korupsi di Indonesia Pola Hidup Sehat Efektif Cegah Penularan COVID-19 Pakar Kesehatan Sebut Pola Hidup Bersih Efektif Cegah Penularan Covid-19

Berita

Lewat Forum PUIC, Indonesia Dorong Negara OKI Satukan Langkah Wujudkan Perdamaian

badge-check


					Lewat Forum PUIC, Indonesia Dorong Negara OKI Satukan Langkah Wujudkan Perdamaian Perbesar

Jakarta – Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara OKI (PUIC) yang berlangsung pada 12–15 Mei 2025 di kompleks parlemen, Senayan.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyebut momentum ini sebagai kehormatan besar sekaligus tanggung jawab penting bagi Indonesia.

“Kami ingin menjadikan forum ini sebagai momentum memperkuat solidaritas negara Islam dalam menghadapi tantangan global, sekaligus menegaskan peran Indonesia sebagai jembatan dialog dan kerja sama antarnegara Islam,” ujar Puan.

Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pelaksanaan forum telah dipersiapkan dengan matang dan akan difokuskan pada isu-isu strategis dunia Islam.

“Ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi PUIC ke-19. Apalagi bertepatan dengan usia ke-25 tahun sejak PUIC didirikan pada 1999,” ujarnya.

Ia menyatakan forum ini bukan hanya seremonial, melainkan diharapkan memberi dampak nyata.

“Kita ingin memastikan pelaksanaan ini berjalan sukses, substansial, dan memberikan dampak nyata dalam memperkuat solidaritas dunia Islam,” kata Mardani.

Ia menambahkan bahwa Indonesia akan turut membahas sejumlah isu global.

Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI dari Fraksi Golkar, Ravindra Airlangga, menekankan pentingnya forum PUIC sebagai ajang pemersatu negara-negara Islam dalam memperjuangkan perdamaian global.

“Konflik di berbagai kawasan, terutama di Palestina, bukan lagi sekadar isu politik, tapi sudah menjadi persoalan kemanusiaan global. Negara-negara Islam tidak boleh diam. Kita harus bersatu mendorong penghentian kekerasan dan mengedepankan solusi damai,” ujar Ravindra

Ia menegaskan bahwa diplomasi harus menjadi senjata utama negara-negara OKI.

“Kita tidak boleh membiarkan kekerasan dan agresi menjadi bahasa dominan dalam menyelesaikan konflik. Dunia Islam harus jadi pelopor dalam menjunjung tinggi hukum internasional dan hak asasi manusia,” tegasnya.

Menurut Ravindra, parlemen punya kekuatan moral dan politik untuk mendorong penyelesaian damai.

“Kita akan terus menyuarakan itu di berbagai forum dunia,” katanya. *****

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Perluasan MBG di Papua Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

14 June 2025 - 23:24

Sinergi Lintas Lembaga Genjot Program MBG untuk Generasi Sehat Papua

14 June 2025 - 23:24

Pemerintah Perkuat Kebijakan Antikorupsi di Semua Sektor

14 June 2025 - 23:24

Pemerintah Dorong Keterbukaan Informasi sebagai Benteng Antikorupsi

14 June 2025 - 23:24

Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Pemerintah Aktifkan Surveilans dan Pemantauan PPLN

14 June 2025 - 23:24

Trending on Berita