Menu

Dark Mode
Stabilitas Papua Prioritas Bangsa, Separatisme OPM Tidak Bisa Ditoleransi Tidak Ada Ruang Bagi Separatis OPM di Bumi Cenderawasih Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi Hindari Pecah Belah Kepercayaan Publik, Waspada Penyebaran Hoaks Dorong Transparansi Tata Kelola Lahan Negara untuk Cegah Korupsi Pemerintah Tegaskan Tidak Ada Izin Tambang Baru di Raja Ampat

Berita

Diplomasi Budaya dan Wisata Jadi Sorotan di PUIC 2025, Indonesia-Tunisia Siapkan Kunjungan Parlemen

badge-check


					Diplomasi Budaya dan Wisata Jadi Sorotan di PUIC 2025, Indonesia-Tunisia Siapkan Kunjungan Parlemen Perbesar

Jakarta – Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) yang digelar di Jakarta menjadi momentum penting penguatan diplomasi antarparlemen, termasuk antara Indonesia dan Tunisia.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Husein Fadlulloh, menyampaikan bahwa kedua negara berkomitmen meningkatkan kerja sama, khususnya melalui jalur budaya dan pariwisata.

“Tadi sudah ada ide sebetulnya mengenai diplomasi kebudayaan melalui digital. Jadi digitalisasi kebudayaan. Karena memang untuk masalah jarak ini kan agak sulit kita untuk menghindarinya ya,” ujar Husein usai bertemu delegasi parlemen Tunisia.

Husein menekankan pentingnya memperkuat pemahaman masyarakat kedua negara lewat pertukaran budaya yang difasilitasi oleh kedutaan besar masing-masing. Ia juga mengusulkan pertukaran wisatawan sebagai upaya mempererat hubungan antarbangsa.

“Kalau ada pertukaran pelajar, kita ada pertukaran turis mungkin ya. Nanti yang dari sana diberikan kesempatan untuk datang ke Indonesia secara gratis mungkin ya… dan dari Indonesia ke sana juga di-cover berapa biaya gitu,” jelasnya.

Politisi Gerindra itu juga menyampaikan bahwa BKSAP bersama Grup Kerja Sama Bidang (GKSB) Indonesia–Tunisia sedang mempersiapkan kunjungan balasan ke Tunisia tahun ini.

“Tadi juga kami rapat didampingi oleh Ketua GKSB Indonesia untuk Tunisia. Dan mereka memang sudah merencanakan untuk ada kunjungan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua BKSAP Mardani Ali Sera yang turut hadir dalam forum PUIC menyoroti isu-isu global seperti Palestina dan konflik lainnya.

“Tadi dibahas tiga isu Palestina, plus sepuluh resolusi tentang minoritas. Semuanya dibahas dengan seksama… dan dirancang langkah-langkah diplomasi yang harus ditempuh,” tuturnya.

Menurut Mardani, semangat kemanusiaan dan solidaritas sangat terasa dalam forum ini. “Spirit of humanity dan spirit of solidarity sangat nampak dari semua perwakilan yang hadir,” katanya.

Sebagai informasi, PUIC atau Parliamentary Union of the OIC Member States merupakan forum kerja sama parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Forum ini dibentuk pada 1999 dengan tujuan memperkuat solidaritas politik, ekonomi, dan sosial antarnegara anggota OKI. PUIC ke-19 tahun ini menegaskan kembali peran diplomasi parlemen dalam menyuarakan isu kemanusiaan serta memperkuat kolaborasi lintas negara anggota, termasuk melalui kerja sama bilateral seperti yang dilakukan Indonesia dan Tunisia.*

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Hindari Pecah Belah Kepercayaan Publik, Waspada Penyebaran Hoaks

20 June 2025 - 10:02

Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Pemerintah Dorong Integritas Dunia Usaha Cegah Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Sinergitas Antar Lembaga Kawal Program Strategis Pemerintah Bebas Korupsi

20 June 2025 - 10:02

Hoaks Kembali Disebarkan OPM, Apkam Tegaskan Komitmen Jaga Keamanan di Papua

20 June 2025 - 10:02

Trending on Berita