Jakarta – Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 pada tahun ini dimaknai sebagai momentum penting bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mempercepat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kedua program unggulan tersebut menjadi motor penggerak pembangunan sumber daya manusia menuju terwujudnya visi besar Indonesia Emas 2045, sejalan dengan semangat persatuan dan optimisme yang diwariskan para pemuda sejak 1928.
Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah (BKP), Hariqo Wibawa Satria, menegaskan bahwa tantangan pembangunan SDM telah terlihat jelas sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. “Sebelum Presiden Prabowo menjabat, banyak permasalahan SDM yang perlu segera diperbaiki. Sebanyak 2.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit TBC dan kardiovaskular,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa persoalan gizi seperti stunting, anemia, pola makan buruk, dan kebiasaan tidak sarapan masih menjadi momok kesehatan masyarakat. “Sebanyak 40 persen ruang kelas di Indonesia mengalami kerusakan ringan, sedang, dan berat. Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah besar dalam membangun SDM Indonesia yang unggul,” katanya.
Berkaca pada situasi tersebut, Presiden Prabowo bergerak cepat dengan mencanangkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang disebut sebagai program kesehatan terbesar di Indonesia. Program ini telah menjangkau 45 juta penerima manfaat di seluruh wilayah Tanah Air. Di sisi lain, upaya pemenuhan gizi pelajar dilakukan melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini memberi manfaat kepada 37 juta masyarakat dan menciptakan 625 ribu lapangan kerja baru. Pemerintah memastikan penyempurnaan terus dilakukan agar manfaatnya semakin luas dan berkelanjutan.
Tokoh Pemuda Papua, Billy Mambrasar, menilai gagasan Prabowo-Gibran dalam pembangunan SDM merupakan satu kesatuan strategi yang saling terhubung. “Keterlibatan pemuda-pemudi dalam menjalankan dapur sangat signifikan hingga mampu memberikan makan siswa dan mengajak petani milenial. Program Presiden ini bukan hanya satu persatu, melainkan justru satu kesatuan,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa pembangunan manusia tidak bisa dinilai secara instan. “Dampaknya tidak bisa terukur dalam jangka pendek, karena ini pembangunan manusia butuh 10–20 tahun untuk Indonesia memanen nanti,” tegas Billy.
Ia juga mengingatkan tentang makna filosofis Sumpah Pemuda yang harus terus dijaga. “Semangat Sumpah Pemuda ini maknanya bukan hanya numerik, namun filosofis. Satu artinya semua memiliki kesempatan yang sama,” ujarnya. Billy mendorong pemuda lebih aktif dalam mengambil peran. “Semua harus dua arah, pemerintah memberikan kesempatan dan pemuda menangkap kesempatan tersebut, jangan pasif,” pesannya.
Pemerintah menegaskan bahwa momentum peringatan Sumpah Pemuda menjadi batu loncatan untuk mempercepat pembangunan SDM di tahun-tahun mendatang. Semangat anti-korupsi, partisipasi aktif pemuda, serta tanggung jawab sosial dikedepankan sebagai fondasi karakter bangsa. Dengan sinergi dan optimisme kolektif, Indonesia dipercaya mampu melangkah lebih cepat menuju tahun emas 2045, ketika generasi muda hari ini menjadi pemimpin masa depan.






