Menu

Dark Mode
Legitimasi Wapres Gibran Tak Terbantahkan, Pemakzulan Dinilai Tak Berdasar Dipilih Rakyat Secara Konstitusional, Wacana Pemakzulan Wapres Gibran Tak Relevan Wapres Gibran Sah dan Konstitusional, Narasi Pemakzulan Tidak Relevan Pemerintah Berikan Bansos untuk Perkuat Ekonomi Yang Lebih Merata Lindungi Pekerja Padat Karya, Pemerintah Gelontorkan Bantuan Upah Pemerintah Pastikan BSU Tidak Membebani Utang Negara

Berita

Mengecam Kekejaman OPM dan Mewaspadai Hoaks Kelompok Separatis

badge-check


					Mengecam Kekejaman OPM dan Mewaspadai Hoaks Kelompok Separatis Perbesar

Papua – Mabes TNI menegaskan kecaman keras terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), menyusul terbunuhnya warga sipil lanjut usia, Mama Hertina Mirip, di Intan Jaya, Papua. Kejadian ini menambah daftar panjang aksi brutal kelompok separatis yang kerap menebar teror terhadap masyarakat sipil.

Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi menyebut hasil klarifikasi dari otoritas lokal dan saksi mata menunjukkan bahwa Mama Hertina tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh kelompok OPM, bukan aparat TNI.

“Klarifikasi dari pihak berwenang dan masyarakat lokal menyatakan bahwa Mama Hertina meninggal akibat kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata OPM, bukan oleh aparat TNI,” ujar Kristomei Sianturi.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tuduhan terhadap TNI hanyalah bagian dari narasi hoaks yang sengaja digencarkan untuk mendiskreditkan aparat. Penarikan pasukan dari Kampung Sugapa Lama sejak 15 Mei menunjukkan komitmen TNI menjaga keselamatan sipil dan membuktikan tidak adanya keterlibatan aparat dalam insiden tersebut.

“Informasi tersebut merupakan hoaks yang sengaja dirancang untuk menciptakan opini keliru terhadap TNI,” tegas Kristomei.

Ia menjelaskan bahwa Mama Hertina merupakan warga dengan gangguan jiwa yang terakhir terlihat pada 15 Mei di Kampung Mamba Bawah. Saat kembali ke kampung asalnya, Jaindapa, korban diduga dicegat dan dibunuh oleh kelompok OPM pimpinan Daniel Aibon Kogoya.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak mudah percaya pada narasi fitnah. Yang terjadi justru menunjukkan kekejaman kelompok separatis yang menebar teror bahkan terhadap warga tak bersenjata,” pungkas Kristomei.

Sementara itu, gangguan keamanan di Papua terus terjadi. Dua serangan terpisah pada Rabu (27/5) di Wamena dan Yahukimo menyebabkan dua anggota polisi mengalami luka serius akibat serangan dari kelompok bersenjata.

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani membenarkan adanya insiden tersebut dan menduga kuat pelakunya berasal dari kelompok kriminal bersenjata.

“Betul ada kejadian di Wamena dan Yahukimo, kedua korban sekarang dalam keadaan sadar,” ujar Faizal.

Situasi ini menguatkan urgensi untuk melawan propaganda OPM, tidak hanya melalui operasi keamanan, tetapi juga edukasi publik agar lebih kritis terhadap informasi provokatif dan menyesatkan. Narasi bohong harus dilawan dengan data dan integritas.

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Dipilih Rakyat Secara Konstitusional, Wacana Pemakzulan Wapres Gibran Tak Relevan

30 June 2025 - 08:45

Legitimasi Wapres Gibran Tak Terbantahkan, Pemakzulan Dinilai Tak Berdasar

30 June 2025 - 08:45

Pemerintah Berikan Bansos untuk Perkuat Ekonomi Yang Lebih Merata

30 June 2025 - 08:45

Lindungi Pekerja Padat Karya, Pemerintah Gelontorkan Bantuan Upah

30 June 2025 - 08:45

Pemerintah Pastikan Menu MBG Sesuai Nilai Kebutuhan Gizi

30 June 2025 - 08:45

Trending on Berita